Sabtu, 26 November 2011

KOMUNIKASI MASSA DAN EFEK MEDIA TERHADAP INDIVIDU

Diposting oleh ayuputri.pratiwi di 06.15 0 komentar
Sistem Komunikasi Massa dan Khalayak



          Menurut De Fleur dan Dennis komunikasi masa merupakan suatu proses yang dibentuk melalui tahap-tahap. tahap-tahap tersebut ada lima macam tahap, sebagai berikut :
1.Pesan komunikasi diformulasikan oleh komunikator-komunikator profesional
2.Pesan komunikasi dikirimkan melalui cara yang relatif cepat dan berkelanjutan melalui penggunaan media
3.Pesan tersebut mencapai khalayak yang besar dan beragam yang memilih dengan selektif
4.Para anggota khalayak secara individual menafsirkan pesan tersebut dengan cara sedemikian rupa sehingga mereka memahamimakna yang kurang lebih sejajar dengan yang dimaksud komunikator
5.Sebagai hasil dari pengalaman memberi makna ini, para anggota khalayak dipengaruhi dalam cara tertentu dengan kata lain, komunikasi tersebut memberi pengaruh tertentu.
            Dalam sistem komunikasi massa, pesan-pesan yang diterima seseorang diolah oleh para profesional seperti wartawan,editor,produser disalah satu bagian dari industri komunikasi. Karakteristik komunikasi massa menurut Gamble & Gamble, antara lain adalah
(1) mencapai khalayak yang banyak tidak diketahui secara personal dengan pengirimnya
(2) khalayaknya heterogen, 
(3) menggunakan medium, 
(4) dikontrol oleh banyak gatekeepers (editor,redaktur) yang menyeleksi isi media yang akan disajikan pada  khalayak  
(5) umpan balik terbatas.
             Terdapat perbedaan komunikasi massa dengan komunikasi tatap muka, yaitu dalam hal :
(1)konsekuensi menggunakan media, 
(2) konsekuensi memiliki khalayak luas dan beragam, 
(3) pengaruh sosial dan kultural.
Secara teknis terdapat empat tanda pokok dari komunikasi massa yang tidak terdapat dikomunikasi interpersonal, yaitu komunikasi massa  brsifat tidak langsung,searah, terbuka, dan mempunyai publik yang tersebar secara grafis. perbedaan teknis ini menyebabkan komunikasi massa memiliki karakteristik psikologis yang khas jika dibandingkan dengan sistem komunikasi interpersonal.




beberapa contoh komunikasi massa

Efek Media Terhadap Indivudu
           Efek media massa adalah suatu efek yang berasal dari perlakuan media massa kepada kita. ada tiga pendekatan dalam media massa, yakni efek media massa, perubahan pada diri  khalayak komunikasi massa dan tinjauan suatu observasi yang dikenai efek komunikasi massa.
      Efek kehadiran masa secara fisik memberikan 5 efek, yakni efek ekonomis, efek soial, efek penjadwalan kembali kegiatan sehari-hari, efek pada penyaluran/penghilangan perasaan tertentu dan efek pada perasaan orang terhadap media. Pesan media massa memberikan efek kognitif, efektif dan behavioral kepada khalayak penerima. selain efek-efek negatif media massa juga memberikan efek positif dengan menimbulkan efek prososial. tiga wilayah efektif prososial antara lain efek terapetik, pengembangan kendali diri, kerjasama membagi dan membantu.
sumber :
1. buku psikologi komunikasi, universitas terbuka
2. gambar dari google

Selasa, 22 November 2011

ATRAKSI INTERPERSONAL DAN HUBUNGAN INTERPERSONAL

Diposting oleh ayuputri.pratiwi di 18.37 0 komentar
ATRAKSI INTERPESONAL  
          Atraksi interpersonal adalah kesukaan pada orang lain, sikap positif dan daya tarik seseorang. Makin tertarik kita dengan orang lain maka semakin besar kecenderungan kita untuk berkomunikasi dengan orang lain. Atraksi timbul oleh adanya faktor-faktor baik yang bersifat personal maupun situasional.
Asiliasi adlah kecenderungan untuk berhubungan, berkumpul, berkerumun dengan orang lain. Dorongan untuk asiliasi disebabkan oleh factor biologis. Terdapat beberapa alasan untuk berasiliasi, yaitu :
(1) untuk mendapatkan imbalan sosial, 
(2) mengurangi rasa takut, 
(3) untuk memperoleh perbandingan sosial.
         Variasi-variasi dalam afiliasi terjadi karna tidak semua orang mempunyai kebutuhan yang sama dengan adil;iasi, baik secara umum maupun khusus sehingga ada hal-hal yang berkaitan dengan kebutuhan afiliasi,yaitu :
1.urutan kelahiran
2.informasi
3.attachment. terdiri dari tiga macam, yaitu secure attachment, kecemasan atau perasaan tidak mantap, dan  sikap menghindar. Faktor-faktor yang mempengaruhi daya tarik seseorang dengan orang lain adalah :
A. Faktor Personal 
1. Kesamaan karakteristik personal 
Kesamaan karakteristik personal ditandai dengan kesamaan dalam nilai-nilai, sikap, keyakinan, tingkat/status sosisal ekonomi, agama, ideologi, dan lain-lain. Mereka yang memiliki kesamaan dalam hal-hal tadi, cenderung menyukai satu sama lain.
2. Tekanan emosional (stres)
Orang yang berada di bawah tekanan emosional, stres, bingung, cemas dan lain-lain akan menginginkan kehadiran orang lain untuk membantunya, sehingga kecenderungan untuk menyukai orang lain semakin besar.
3. Harga diri yang rendah 
Orang yang rendah diri cenderung mudah untuk menyuaki orang lain. Orang yang merasa penampilan dirinya kurang menarik akan mudah menerima persahabatan dari orang lain. 
4. Isolasi sosial
Sebagai makhluk sosial, manusia mungkin tahan untuk hidup terasing selama beberapa waktu, namun tidak untuk waktu yang lama. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa tingkat isolasi sosial sangat besar pengaruhnya terhadap kesukaan kita pada orang lain.
B. Faktor-faktor situasional 
1. Daya tarik fisik (physical attractiveness) 
Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa daya tarik fisik seseorang sering menjadi penyebab utama atraksi interpersonal. Mereka yang berpenampilan cantik menarik biasanya lebih mudah mendapat perhatian dan simpati orang.
2. Ganjaran (reward)
Pada umumnya seseorang akan menyukai orang yang memberikan ganjaran pada dirinya. Ganjaran bisa berupa bantuan, dorongan moral, pujian atau hal-hal yang meningkatkan harga diri kita.
3. Familiarity
Seseorang atau hal-hal yang sudah kita kenal dan akrab dengan kita biasanya lebih disukai daripada hal-hal atau orang yang masih asing bagi kita. Contohnya adalah dengan penerapan teknik repetisi dalam iklan agar kita semakin akrab dengan produk yang diiklankan sehingga akhirnya menyukai produk tersebut.
4. Kedekatan (proximity) atau closeness.
Hubungan kita dengan orang lain tergantung seberapa dekat kita dengan orang tersebut. Sebagai contoh, sejumlah kasus menunjukkan bahwa orang lebih menyukai orang lain berdekatan tempat tinggal dengannya.
5. Kemampuan (competence)
Terdapat kecenderungan bahwa seseorang lebih menyukai orang lain yang memiliki kemampuan lebih tinggi atau lebih berhasil dalam kehidupannya daripada dirinya. Dalam hubungan dengan atraksi interpersonal ini ada empat teori lingking yang menjelaskan tentang :
A.Reinforcement TheoryTeori ini menjelaskan bahwa seseorang menyuaki dan tidak menyukai orang lain adalah sebagai hasil belajar (learning). Dalam hal ini ada tiga unsur learning, yaitu asosiatif, instrumental, dan sosial.
Belajar Asosiatif
kita menyenangi dan tidak menyenangi seseorang berdasarkan pengalaman kita dan stimuli yang kita asosiasikan dengan hal itu. Kita menyukai orang yang kita asosiasikan denga pengalaman yang menyenangkan.
Belajar Instrumental: 
Kita menyuaki orang yang memberikan iimbalan (reward) pada kita dan tidak menyuaki orang yang memberika hukuman. 
Belajar Sosial: 
Kita cenderung lebih menyukai orang-orang yang kita lihat disukai oleh orang lain tau oleh lingkungan sosial dan sebaliknya.
B.Equity theory
         Teori ini mengatakan bahwa individu selalu cenderung menjaga keseimbangan antara apa yang mereka berikan dan apa yang mereka dapatkan, atau antara cost dan reward. Jika kita berharap banyak dari suatu hubungan maka kita juga harus menyumbang banyak untuk hubungan tersebut. C.Exchange theory
        Menurut teori ini, interaksi sosial adalah semacam transaksi dagang. Orang berhubungan deng orang lain untuk memenuhi kebutuhannya. Semakin banyak keuntungan yang diperoleh maka hubungan tersebut akan terus dilangsungkan.
D.Gain-loss theory
Kita lebih menyukai orang yang menguntungkan kita daripada yang merugikan bagi kita.

Pengaruh Atraksi Interpersonal pada Komunikasi Interpersonal 
          Daya tarik seseorang sangat penting bagi komunikasi interpersonal. Jika kita menyukai seeorang maka kita cenderung melihat segala sesuatu dari diri orang tersebut dengan positif sebaliknya jika kita tidak menyuaki seseorang maka kita akan meliaht segala sesuatu dari orang tersebut secara negatif. Situasi tersebut sangat penting bagi terciptanya komunikasi interpersonal yang efektif, sebab semakin positif sikap kita terhadap lawan bicara kita maka mekin efektif pula kegiatan komunikasi yang kita lakukan dengan orang tersebut.
HUBUNGAN INTERPERSONAL
            Hakikat dari hubungan interpersonal adalah dimana ketika kita berkomunikasi, kita bukan sekedar menyampaikan isi pesan, tetapi juga menentukan kadar hubungan interpersonalnya. Jadi ketika kita berkomunikasi kita tidak hanya menentukan content melainkan juga menentukan relationship.
Pandangan ini merupakan hal baru dan untuk menunjukan hubungan pesan komunikan ini disebut dengan metakomunikasi.
            Dalam hal ini berarti bahwa studi komunikasi interpersonal bergeser dari isi pesan kepada aspek rasional. aspek rasional adalah yang menjadi unit analisis dari komunikasi interpersonal. Dari segi psikologi komunikasi, kita dapat menyatakan bahwa makin baik hubungan interpersonal, makin terbuka orang untuk mengungkapkan dirinya; makin cermat persepsinya tentang orang lain dan persepsi dirinya; sehingga makin efektif komunikasi yang berlangsung diantara komunikan.
            Hubungan interpersonal terbentuk ketika proses pengolahan pesan, (baik verbal maupun non verbal) secara timbal balik terjadi dan halini dinamakan komunikasi interpersonal. ketika hubungan itu tumbuh, terjadi pula kesepakatan tentang aturan berkomunikasi antara partisipan yang terlibat.  Ada beberapa teori yang menjelaskan mengenai hubungan interpersonal, yaitu:

Model Pertukaran Sosial
          Model ini memandang hubungan interpersonal sebagai suatu transaksi dagang. Orang berhubungan dengan orang lain karena mengharapkan sesuatu untuk memenuhi kebutuhannya. Thibault dan Kelley, dua orang pemuka dari teori ini menyimpulkan model pertukaran sosial sebagai berikut:
Asumsi dasar yang mendasari seluruh analisis kami adalah bahwa setiap individu secara sukarela memasuki dan tinggal dalam hubungan sosial hanya selama hubungan tersebut cukup memuaskan ditinjau dari segi ganjaran dan biaya”.
          Ganjaran yang dimaksud adalah setiap akibat yang dinilai positif yang diperoleh seseorang dari suatu hubungan. Ganjaran dapat berupa uang, penerimaan sosial, atau dukungan terhadap nilai yang dipegangnya. Sedangkan yang dimaksud dengan biaya adalah akibat yang negatif yang terjadi dalam suatu hubungan. Biaya itu dapat berupa waktu, usaha, konflik, kecemasan, dan keruntuhan harga diri dan kondisi-kondisi lain yang dapat menimbulkan efekefek tidak menyenangkan. 
Model Peranan. Model peranan menganggap hubungan interpersonal sebagai panggung sandiwara. Disini setiap orang harus memerankan peranannya sesuai dengan naskah yang telah dibuat oleh masyarakat. Hubungan interpersonal berkembang baik bila setiap individu bertidak sesuai dengan peranannya. 
Model Interaksional. Model ini memandang hubungan interpersonal sebagai suatu sistem. Setiap sistem memiliki sifat-sifat strukural, integratif dan medan. Semua system terdiri dari subsistem-subsistem yang saling tergantung dan bertindak bersama sebagai suatu kesatuan. Selanjutnya, semua sistem mempunyai kecenderungan. untuk memelihara dan mempertahankan kesatuan. Bila ekuilibrium dari system terganggu, segera akan diambil tindakannya. Setiap hubungan interpersonal harus dilihat dari tujuan bersama, metode komunikasi, ekspektasi dan pelaksanaan peranan.
Tahap Hubungan Interpersonal 
Adapun tahap-tahap untuk menjalin hubungan interpersonal, yaitu:
Pembentukan
         Tahap ini sering disebut juga dengan tahap perkenalan. Beberapa peneliti telah menemukan hal-hal menarik dari proses perkenalan. Fase pertama, “fase kontak yang permulaan”, ditandai oleh usaha kedua belah pihak untuk menangkap informasi dari reaksi kawannya. Masing-masing pihak berusaha menggali secepatnya identitas, sikap dan nilai pihak yang lain. bila mereka merasa ada kesamaan, mulailah dilakukan proses mengungkapkan diri. Pada tahap ini informasi yang dicari meliputi data demografis, usia, pekerjaan, tempat tinggal, keadaan keluarga dan sebagainya. Menurut Charles R. Berger informasi pada tahap perkenalan dapat dikelompokkan pada tujuh kategori, yaitu: 
a) informasi demografis;
 b) sikap dan pendapat (tentang orang atau objek); 
c) rencana yang akan datang; 
d) kepribadian; 
e) perilaku pada masa lalu; 
f) orang lain; serta; 
g) hobi dan minat.
Peneguhan Hubungan
         Hubungan interpersonal tidaklah bersifat statis, tetapi selalu berubah. Untuk memelihara dan memperteguh hubungan interpersonal, diperlukan tindakan-tindakan tertentu untuk mengembalikan keseimbangan. Ada empat faktor penting dalam memelihara keseimbangan ini, yaitu: 
a) keakraban; 
b)kontrol; 
c)respon yang tepat; 
d) nada emosional yang tepat. 
Keakraban merupakan pemenuhan kebutuhan akan kasih sayang. Hubungan interpersonal akan terperlihara apabila kedua belah pihak sepakat tentang tingkat keakraban yang diperlukan. 
Faktor kedua adalah kesepakatan tentang siapa yang akan mengontrol siapa, dan bilamana. Jika dua orang mempunyai pendapat yang berbeda sebelum mengambil kesimpulan, siapakah yang harus berbicara lebih banyak, siapa yang menentukan, dan siapakah yang dominan. Konflik terjadi umumnya bila masing-masing ingin berkuasa, atau tidak ada pihak yang mau mengalah. 
Faktor ketiga adalah ketepatan respon. Dimana, respon A harus diikuti oleh respon yang sesuai dari B. Dalam percakapan misalnya, pertanyaan harus disambut dengan jawaban, lelucon dengan tertawa, permintaan keterangan dengan penjelasan. Respon ini bukan saja berkenaan dengan pesanpesan verbal, tetapi juga pesan-pesan nonverbal. Jika pembicaraan yang serius dijawab dengan main-main, ungkapan wajah yang bersungguh-sungguh diterima dengan air muka yang menunjukkan sikap tidak percaya, maka hubungan interpersonal mengalami keretakan. Ini berarti kita sudah memberikan respon yang tidak tepat.
Faktor terakhir yang dapat memelihara hubungan interpersonal adalah keserasian suasana emosional ketika komunikasi sedang berlangsung. Walaupun mungkin saja terjadi interaksi antara dua orang dengan suasana emosional yang berbeda, tetapi interaksi itu tidak akan stabil. Besar kemungkinan salah satu pihak akan mengakhiri interaksi atau mengubah suasana emosi.
Pemutusan Hubungan
Menurut R.D. Nye dalam bukunya yang berjudul Conflict AmongHumans, setidaknya ada lima sumber konflik yang dapat menyebabkan pemutusan hubungan, yaitu:

a. Kompetisi, dimana salah satu pihak berusaha memperoleh sesuatu dengan mengorbankan orang lain. Misalnya, menunjukkan kelebihan dalam bidang tertentu dengan merendahkan orang lain.

b. Dominasi, dimana salah satu pihak berusaha mengendalikan pihak lain sehingga orang tersebut merasakan hak-haknya dilanggar.

c. Kegagalan, dimana masing-masing berusaha menyalahkan yang lain apabila tujuan bersama tidak tercapai.

d. Provokasi, dimana salah satu pihak terus-menerus berbuat sesuatu yang ia ketahui menyinggung perasaan yang lain.

e. Perbedaan nilai, dimana kedua pihak tidak sepakat tentang nilai-nilai yang mereka anut.
Sumber :



PENGARUH SOSIAL DAN PERILAKU KELOMPOK

Diposting oleh ayuputri.pratiwi di 18.25 0 komentar
PENGARUH SOSIAL
          Pengaruh sosial merujuk pada perubahan sikap atau perilaku sebagai hasil dari interaksi orang lain. terdapat perbedaan tingkat pengaruh sosial pada setiap individu,yaitu menerima sepenuhnya pengaruh orang lain tersebut (acceptance) atau hanya melakukan perubahan secara parsial tidak menerima pengaruh tersebut secara utuh (compliance).

Bentuk dari  acceptance adalah 
a.identification (identifikasi)
b.internalization (internalisasi)

Bentuk dari compliance adalah
a.conformity (konfirmasi)
b.obedience (kepatuhan)

Mengapa kita menuruti dan terkadang menerima pengaruh orang lain? ada dua alasan yang dikemukakan para ahli, yaitu :
a.Pengaruh normatif, terjadi apabila pengamatan kita terhadap orang lain memberi suatu pedoman perilaku (norma) sehingga kita terpengaruh untuk meniru tindakan tersebut.
b.Pengaruh informasional, terjadi apabila kita mengubah pikiran dan tindakan kita karena orang lain telah menunjukkan kita cara atau jalan yang benar atau lebih baik.
          Mengapa orang yang tidak kita kenal mempunyai kekuasan untuk mempengaruhi kita? Penelitian menguji dampak dari kehadiran orang lain, baik orang asing maupun tema, berdasarkan dua proses tersebu, yaitu pembentukan norma dan tekanan kelompok.
           Faktor situasi yang mempengaruhi konformitas menurut Asch, yaitu : 
(1) ukuran kelompok, 
(2) kenulatan suara,
(3) kohesi kelompok, 
(4) komitmen publik.
Perbedaan individual yang mempengaruhi konformitas atau kecenderungan untukmenyesuaikan diri disebabkan faktor-faktor 
(1) status, 
(2) gender, 
(3) personality traits, 
(4) budaya.

PERILAKU KELOMPOK


             Dalam psikologi sosial, suatu kelompok terdiri dari kurang lebih dua orang atau lebih yang berinteraksi,berkomunikasi, dan mempengaruhi satu sama lain selama beberapa waktu. untuk membentuk suatu kelompok, sekelompok orang harus saling berbagi bukan hanya keadaan yang sama, tetapi juga persepsi dan tujuan.
Terdapat dua alasan umum mengapa orang bergabung dengan suatu kelompok :
1.mencapai tujuan
2.memuaskan kebutuhan
            Mengenai pengaruh kelompok terhadap individu adalah identitas, penyimpangan, dampak sosial. Menurut Robert Bales, terdapat dua fungsi penting dari perilaku yaitu agenda tugas, berhubungan dengan pekerjaan dan agenda sosial,mempertemukan kebutuhan emosional dan peran sosial para anggota kelompok. Pertemuan dua agenda tersebut dilakukan oleh  kelompok dengan beberapa struktur dan proses kunci, yaitu:
1.Norma adalah aturan atau pedoman bagi perilaku yang diharapkan
2.Peran adalah seperangkat norma yang menentukan perilaku yang pantas bagi posisisosial tertentu.
3.Kohesi kelompok, yaitu rasa keterkaitan dan kesetiaan yang memotivasi setiap anggota untuk tetap     berada dalam kelompok
           Untuk memahami dampak baik atau buruk keterlibatan kelompok dapat dilihat dari proses kunci dan kelompok yaitu sebagai berikut.
~ Deindividu, maksudnya adalah dampak terhadap kesadaran diri
~ Dampak terhadap kinerja
~ Sosialisasi kelompok
            Terdapat lima faktor yang dapat mempengaruhi kualitas keputusan kelompok, yaitu 
(a) tujuan sama, 
(b) pembagian tugas, 
(c) status dan komunikasi, 
(d) ukuran kelompok, 
(e) heterogenitas kelompok.
Dalam pembuatan keputusan kemungkinan terdapat bias, ada tiga sumber yang dapat memberi konstribusi bias, yaitu 
(a) predisposisi anggota, 
(b) solusi terendah, 
(c) pergeseran pilihan.
            Kepemimpinan merupakan perilaku dalam kelompok yang paling menentukan keefektifitasan komunikasi kelompok. Pemimpin adalah anggota kelompok yang berpengaruh, yang menuntun,mengarahkan dan memotivasi kelompok. Terdapat dua perilaku utama dari pemimpin yang berorientasi tugas dan tindakan sosial-emosional, yaitu spesialis dan kepemimpinan unggul.
Fungsi pemimpin adalah :
1.mencapai tujuan kelompok
2.memelihara kelompok
3.membentuk identitas simbolik
4.perwakilan kelompok
5.melakukan perubahan kelompok

sumber :
buku psikologi komunikasi universitas terbuka

Minggu, 20 November 2011

SIKAP

Diposting oleh ayuputri.pratiwi di 03.36 0 komentar



          Sikap dapat didefinisi sebagai posisi yang diambil dan dihayati seseorang terhadap benda, masalah atau lembaga. beberapa sikap bersifat abstrak, misalnya sikap terhadap demokrasi. sikap-sikap lain dapt bersifat impersional, misalnya sikap terhadap ganja itu jelek. akan tetapi,sikap terhadap orang lain.
menurut  Weber , sikap adalah sebuah reaksi evaluatif (suatu penilaian mengenai kesukaan dan ketidak sukaan seseorang) terhadap orang, peristiwa atau aspek lain dalam lingkungannya. sebagai suatu evaluasi dari hal yang telah dialami,sikap merupakan posisi yang tidak netral mengenai suatu objek, bisa positif (bagus,setuju) atau negatif (buruk,menolak), tetapi tidak pernah netral.
          Ciri khas dari sikap menurut Sarwono, S adalah 
(1) mempunyai objek tertentu (orang,perilaku,konsep,situasi, dan benda) dan 
(2) mengandung penilaian (setuju atau tidak setuju,suka atau tidak suka). sikap terjadi melalui proses belajar atau dipelajari (bukan bawaan). oleh karena itu , sikap lebih dapat dibentuk, dikembangkan, dipengaruhi atau diubah.
Sikap dapat dijelaskan melalui beberapa model, yaitu :
a.Model satu dimensi. merupakan model paling sederhana dalam menjelaskan sikap secara langsung,amat jelas, positif atau negatif
b.Model tiga komponen. sikap menyangkut tiga dimensi, yaitu pengalaman kognitif seperti kepercayaan, pengalaman afektif seperti emosi, perilaku seperti pilihan atau tindakan
Para ahli psikologi sosial menyatakan bahwa sikap terdiri dari tiga bagian (domain)
1.Kognitif
2.Afektif
3.Konatif
      Mayers (1996) memberikan istilah yang lebih mudah diingat yakni "ABC", kependekatan dari afektive (perasaan), Behavior(perilaku), dan cognitive (kesadaran). Ada beberapa teknikyang bisa digunakan untuk mengukur sikap, yaitu :
a.Skala Thurstone
b.Skala Likert
c.Skala Semantic Differential
Para peneliti telah mengidentifikasikan 3 jenis pendekatan dalam memahami pembentukan sikap manusia, yaitu :
~Pendekatan belajar. Mengemukakan bahwa belajar dapat terjadi melalui 
(a) asosiasi, 
(b) peneguhan, dan 
(c) belajar sosial
~Pendekatan Consistency cognitive. mengemukakan tiga teori, yaitu 
(a) teori keseimbangan atau teori P-O-X dari Fritz Heider, 
(b) teori A-B-X dari newcomb,
(c) teori disonansi kognitif dari Leon Festinger.
~Pendekatan motivational, disebut juga pendekatan insentif. mengemukakan dua bentuk model adalah 
(a) evaluations models  
(b) processing models
evaluations models 

 processing models


newcomb




 Fritz Heider

         Teori lain dari pembentukan sikap adalah Expectatancy-value Theory, dan Elaboration versus Heuristic Processing. Elaboration-likehood model merupakan suatu pemahaman teori yang penting mengenai bagaimana sikap bisa berubah sebagai respons dalam komunikasi persuasif.
KETERKAITAN SIKAP DAN PERILAKU
        Teoritradisional beranggapan bahwa sika terbentuk lebih dahulu dan menjadi dasar perilaku manusia. sedangkan penilitian yang baru menyatakan bahwa hubungan antara sikap dan perilaku bersifat tidak langsung, namun lebih mengarah pada hubungan saling mempengaruhi.
         Keterkaitan anatara perilaku dan sikap ini menurut triandis disebabkan ada 40 faktor (selain sikap ) yang terpisah-pisah mempengaruhi perilaku.Terdapat beberapa studi yang membuktikan hal tersebut antara lain berikut ini.
~Studi dari Richard La Pierre (1930)
~Studi Dudycha (1936). menunjukan bahwa orang mempunyai sikap positif terhadap ketepatan waktu tidak tepat waktu dalam berbagai situasi
~Studi Minard (1952). menemukakan bahwa kecurangan kulit hitam di pertambangan sangat baik, tetapi tidak demikian dilokasi pemukiman dan sehari-hari
~Studi Hartshone dan May (1928). menemukakan kecurangan dalam suatu situasi belum tentu berkorelasi dengan kecurangan terhadap lokasi lain.
~Studi Fishbein dan Ajzen (1974) mengatakan bahwa sikap tidak dapat dilihat dari satu perilaku atau peristiwa saja, melainkan harus dilihat dari rata-rata timbulnya perilaku pada peristiwa sejenis dalam kurun waktu tertentu.
Kesesuaian antara sikap dan perilaku tergantung dari :
A.cara sikap dibentuk semakin spesifik atau khus terhadap perilaku maka akan semakin baik dalam prakiraan perilaku yang terkait
B.cara sikap diukur. semakin kuat satu sikap semakin besar pengaruhnya terhadap perilaku
cara sikap dialami. sikap akan semakin terlihat atau menonjol jika lebih disadari kehadirannya dalam diri kita.
         Seberapa jauh perilaku dapat mempengaruhi terbentuknya sika diobuktika melalui eksperimen Zimbardo (1971) berupa permainan peran (role playing). orang memainkan peran akan dapat menciptakan sikap yang berhubungan dengan perannya tersebut. Selain peran ada metode the foot-in-the door effect. merupakan metode yang terkenal melihat bagaimana perilaku mempengaruhi sikap. sekali seseorang sudah menerima sikap positif,sikap itu cenderung dipertahankan. turunan dari metode itu adalah the low-ball technique (kepalang basah) merupakan strategi persuasif dari seorang penjual kepadan pembeli.
PERUBAHAN SIKAP
           Sikap yang dimiliki seseorang dapat mengalami perubahan disebabkan oleh pengalaman-pengalaman baru yang diperoleh dari atau dari media massa. Penelitian Carl Hovland setelah PD II menemukan bahwa perubahan sikap merupakan hasil komunikasi persuasif. maksud dari persuasi adalah sebuah bentuk pengaruh sosial yang bertujuan mengubah keyakinan,perasaan, dan perilaku seseorang. adpun komponen persuasif adalah :
A.sumber. terdapat dua variabel penting dalam persuasif yang efektif dari sumber ini, yaitu : 
(a) kredibilitas (keahlian<dapat dipercaya), 
(b) daya tarik
B.pesan. kualitas pesan yang berdampak pada perubahan sikap adalah 
(a)posisi, 
(b) isi pesan (sebaiknya sederhana,mengandung daya tarik emosional,berhubungan dengan kepentingan pribadi komunikator), 
(c) penyajian, dan 
(d) chanel 
C.audiance (khalayak atau penerima pesan
            Selain komunikator,isi pesan dan penerima pesan yang dapat mempengaruhi sikap, efek situasional juga dapat mempengaruhi perubahan sikap. 
sumber :
buku psikologi komunikasi Universitas Terbuka

Persepsi tentang orang dan atribusi

Diposting oleh ayuputri.pratiwi di 02.34 0 komentar
INFERENSI SOSIAL

A.PERBEDAAN PERSEPSI BENDA DENGAN PERSEPSI SOSIAL
  Ada empat perbedaan antara persepsi objek dengan persepsi interpersonal.
         Pertama, pada persepsi objek, stimuli ditangkap oleh alat indera kita melalui benda-benda fisik: gelombang, cahaya, gelombang suara, temperatur dan sebagainya; pada persepsi interpersonal, stimuli mungkin sampai kepada kita melalui lambang-lambang verbal atau grafis yang disampaikan pihak ketiga.  Adanya pihak ketiga yang menjadi mediasi stimuli, mengurangi kecermatan persepsi kita.
         Kedua, bila kita menanggapi objek, kita hanya menanggapi sifat-sifat luar objek itu; kita tidak meneliti sifat-sifat batiniah objek itu. Ketika kita melihat papan tulis, kita tidak pernah mempersoalkan bagaimana perasaannya ketika kita amati. Pada persepsi interpersonal, kita mencoba memahami apa yang tidak tampak pada alat indera kita. Kita tidak hanya melihat perilakunya, kita juga melihat mengapa ia berperilaku seperti itu. Kita mencoba memahami bukan saja tindakan tetapi juga motif tindakan itu. Dengan demikian stimuli kita menjadi sangat kompleks. Kita tidak akan mampu “menangkap” seluruh sifat orang lain dan berbagai dimensi perilakunya. Kita cenderung memilih stimuli tertentu saja. 
        Ketiga, ketika kita mempersepsi objek, objek tidak bereaksi kepada kita; kita pun tidak memberikan reaksi emosional padanya. Perasaan anda dingin saja ketika anda memandang papan tulis; tetapi sedingin itu jugakah ketika anda memandang Sarah Azhari? Apakah Sarah Azhari juga akan diam saja ketika Anda memandangnya tidak berkedip? Dalam persepsi interpersonal faktor-faktor personal anda, dan karakteristik orang yang ditanggapi serta hubungan anda dengan orang tersebut menyebabkan persepsi interpersonal sangat cenderung untuk keliru. Lagipula kita sukar menemukan kriteria yang dapat menentukan persepsi siapa yang keliru: persepsi anda atau persepsi saya.
         Keempat objek relatif tetap, manusia berubah-ubah. Papan tulis yang anda lihat minggu yang lalu tidak berbeda dengan papan tulis yang kita lihat hari ini. Mungkin tulisan pada papan tulis itu sudah berubah, mungkin sobekan kayu di sudut sudah hilang tetapi secara keseluruhan papan tulis itu tidak berubah. Manusia selalu berubah. Anda hari ini bukan anda yang kemarin, bukan anda esok hari. Kemarin anda ceria karena baru menerima kredit mahasiswa Indonesia. Hari ini sedih karena sepeda motor anda ditabrak becak. Esok anda gembira lagi karena ujian anda lulus. Anda di fakultas bukan anda di rumah bukan anda di masjid. Perubahan ini kalau tidak membingungkan kita, akan memberikan informasi yang salah tentang orang lain. Persepsi interpersonal menjadi mudah salah.
 B.INFERENSI SOSIAL
  Mempersepsi orang lebih sulit dan lebih mungkin untuk tidak cermat dari pada mempersepsi benda.Inferensi sosial berarti mengerti apa yg kita pelajari ttg orang atau orang-orang lain, menurut weber.
Prosesnya dimulai dari mengumpulkan data sosial berupa : informasi sosial, penampilan fisik, isyarat-isyarat
nonverbal, dan tindakan-tindakan orang lain.Semua itu membentuk data sosial yg terintegrasi dan terkumpul
untuk membentuk kesan mengenai orang lain. Inferensi sosial datang dari empat sumber, yakni :  Informnasi
sosial ttg orang lain,Penampilan, petunjuk nonverbal, implikasi tindakan orang lain.
Informnasi sosial ttg orang lain memiliki beberapa bentuk, seperti : sifat,nama,stereotype. Penampilan.
 ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penampilan, yakni : daya tarik fisik, dan stigma. petunjuk
 nonverbal seperti ekspresi wajah, kontak mata,gesture, suara.

C.PEMBENTUKAN KESAN
1.Pembentukan Konsep Sosial. diperoleh melalui pengalaman belajar, bahasa.

Belajar

2.Pengorganisasian Kesan. terdapat beberapa strategi yang digunakan untuk mengorganisasikan kesan, 
yaitu: centrality, primacy versus recency, salience.
3.Pengolahan Informasi Sosial. terdapat dua proses spesifik yang dilakukan orang saat bergerak dari kesan 
yang diperolehnya menuju ketindakan yang dilakukannya, yaitu impression management dan social judgmen.

ATRIBUSI
Menurut Baron dan Byrne , atribusi adala proses menyimpulkan motif, maksud dan karakteristik orang lain
dengan melihat pada perilakunya yang tampak atau terlihat. Menurut Myers (1996), atribusi disebabkan oleh
kecenderungan manusia untuk menjelaskan segala sesuatu (ada sifat ilmuwan pada manusia), termasuk apa
yang ada di balik perilaku orang lain. Menurut Kulik (1983) seseorang memiliki atribusi tentang orang lain
sesuai dengan skema yang ada dalam pikiranya.
Ada 4 sub pokok bahasan penting berkaitan dengan  bahasan atribusi : 
~Naive Psychology mengatakan bahwa dasar untuk mencari penjelasan mengenai perilaku orang adalah
akal sehat.
~Teori-teori atribusi. (1). correspondent inference theory atau teori penyimpulan terkait dari
Edward  E. Jones dan Keith Davis, mengatakan perilaku orang merupakan sumber informasi yang kaya.
dengan demikian, jika kita mengamati perilaku orang lain dengan cermat, kita dapat mengambil kesimpulan.
  Bagaimana mengetahui bahwa perilaku berhubungan dengan karakteristiknya?
1. Dengan melihat kewajaran perilaku. Orang yang bertindak wajar sesuai dengan keinganan masyarakat, sulit untuk dikatakan bahwa tindakannya itu cerminan dari karakternya.
2. Pengamatan terhadapan perilaku yang terjadi pada situasi yang memunculkan beberapa pilihan.
3. Memberikan peran berbeda dengan peran yang sudah biasa dilakukan. Misalnya, seorang juru tulis diminta menjadi juru bayar. Dengan peran yang baru akan tampak keaslian perilaku yang merupakan gambaran dari karakternya.
(2.) Casual analysis Theory atau teori analisis kausal. dikemabangkan oleh Harold H. Kelley. dasarnya
tetap akal sehat dan berfokus pada atribusi internal dan eksternal.
         Atribusi Internal, dikatakan perilaku seseorang merupakan gambaran dari karakternya
biladistinctivenessnya rendah, konsensusnya rendah, dan konsistensinya tinggi. Contoh : Disebuah kampus
ternama di Indonesia. Terdapat mahasiswa yang bernama Erick, mahasiswa ini sering berdebat dengan
dosen mata kuliah agamanya, tidak seperti mahasiswa lain sekelasnya Erick yang tidak suka berdebat,
(Konsensus : Rendah). Erick berdebat, bukan hanya pada mata kuliah agama dosen ini mengajar, tetapi
hari-hari lain seperti waktu kosong (Konsistensi : Tinggi). Bukan hanya dosen agamanya yang erick debati.
Namun dosen mata kuliah lainnya pun, erick sering berdebat (Distinctiveness : Rendah).  Maka kita dapat
menyimpulkan ; Pada kondisi diatas, kita dapat melihat atribusi Internal bahwa Erick memang suka berdebat
dengan dosen-dosennya.
         Atribusi Eksternal, dikatakan demikian apabila ditandai dengan distinctiveness yang tinggi, consensus
tinggi,dan konsistensinya juga tinggi. Contoh : Disebuah kampus ternama di Indonesia. Terdapat mahasiswa
yang bernama Erick, mahasiswa ini sering berdebat dengan dosen mata kuliah agamanya, begitu pula
mahasiswa lain sekelasnya Erick, (Konsensus : Tinggi). Erick berdebat, bukan hanya pada mata kuliah
agama dosen ini mengajar, tetapi hari-hari lain seperti waktu kosong (Konsistensi : Tinggi). Erick hanya
sering berdebat dengan dosen agamanya, tidak dengan dosen-dosen mata kuliah lainnya (Distinctiveness : 
Tinggi).  Maka kita dapat menyimpulkan ; Pada kondisi diatas, kita dapat melihat atribusi Eksternal bahwa
Erick berdebat karena dosen agamanya yang berulah, bukan karena watak erck yang pendebat.
~Bias-bias dalam atribusi. ada dua jenis bias dalam atribusi yaitu (1) Bias kognitif dan (2) bias motivasi.
menurut Baron & Byrne (1994) kesalahan atribusi sebagai berikut :
1. Bias kesalahan atribusi dasar (fundamental attribution error).
ini adalah kecenderungan untuk melebih-lebihkan pengaruh disposisi pada perilaku orang lain. Anda
cenderung untuk menganggap bahwa perilaku orang lain disebabkan oleh sikap, kepribadian, perasaan,
emosi, kemampuan, kesehatan, keinginan, niat, kesukaan, dan usaha. Anda kurang memperhatikan situasi
dimana perilaku itu timbul.
Bagaimana bias ini terjadi? Ini disebabkan setidaknya 3 hal. Pertama, pada saat Anda melihat sebuah
perilaku, otomatis Anda akan berfokus pada orangnya dan disposisinya daripada situasi yang relatif stabil
atau tetap. Misalnya pada saat Anda melihat seseorang senyum-senyum, maka Anda akan cenderung
melihatnya sedang senang hati. Lalu orang mau pergi ke pasar rakyat (pasar rakyat sama dimana-mana),
karena dia dianggap memang suka pergi ke sana. Kedua, Anda tidak memiliki cukup informasi mengenai
situasinya. Misalnya Anda melihat teman Anda menangis. Anda tidak tahu situasinya seperti apa. Nah oleh
sebab itu Anda akan melihat teman Anda menangis disebabkan karena dirinya mudah menangis. Ketiga
proses atribusi terdiri dari dua tahap. Mula-mula dengan cepat melihat faktor disposisi, lalu mengoreksi
setelah melihat adanya faktor situasi. Nah, orang cenderung tidak mau berpayah-payah melihat faktor
situasinya.
2. Efek pelaku-pengamat
 Ini adalah bias dimana orang yang berperilaku (pelaku) memiliki kecenderungan untuk menekankan
pengaruh situasional sebagai sebab perilakunya, dan yang melihat perilaku itu (pengamat) cenderung
menekankan pengaruh disposisional. Misalnya Anda memakai pakaian yang mencolok. Maka Anda akan
mengatakan bahwa Anda hanya menyesuaikan diri dengan tren. Adapun orang lain melihat Anda memang
norak.
 3. Bias menghibur diri (self-serving bias) & menghakimi diri (self defeating)
bias menghibur diri (self serving bias) adalah kecenderungan seseorang untuk menganggap hal-hal positif
diakibatkan karena dirinya sendiri (disposisinya) dan hal-hal negatif disebabkan oleh orang lain (situasinya).
Misalnya Anda berhasil menyelesaikan ujian dengan gemilang, maka Anda akan menganggap bahwa
keberhasilan itu karena Anda memang cerdas dan berkemampuan tinggi. Sebaliknya jika Anda gagal lulus
ujian, maka Anda menganggap karena soalnya terlalu sulit dan tidak pernah diajarkan. Pendek kata, orang
lain dituduh bertanggung Jawab atas kegagalan Anda.
 Bias ini mengurangi rasa tanggung Jawab Anda atas suatu peristiwa negatif yang terjadi. Oleh sebab itu
Anda tidak akan terlalu menyalahkan diri. Sebaliknya jika ada peristiwa positif, Anda merasa cukup mampu
melakukan sesuatu sehingga menambah rasa percaya diri Anda.
 Menghakimi diri (self  defeating) adalah kebalikan dari bias menghibur diri (self serving bias). Seseorang
justru cenderung menganggap sebab dari perilaku positif berasal dari situasi dan sebab perilaku negatif dari
disposisi. Jika lulus ujian, maka dianggap soalnya terlalu mudah, nilai ditambahi oleh penilai, sedang
beruntung. Jika gagal ujian dianggap karena bodoh. Biasanya orang depresi mental melakukan penghakiman
diri atau self defeating ini.
4. . Menyalahkan diri (self-blame)
 Menyalahkan diri (self blame) adalah kecenderungan seseorang untuk secara berlebihan menyalahkan diri
sendiri, terutama bila mengalami kegagalan. Mungkin Anda sering menemui orang seperti ini. Apapun
kejadiannya, selalu diri sendiri disalahkan. Ada teman sedih, menyalahkan diri sendiri tidak mampu
menyenangkan hati sang teman. Suami gagal dalam usahanya, menyalahkan diri sendiri tidak cukup banyak
membantunya.
 5. Efek relevansi dengan keuntungan pribadi (hedonic relevance)
 ini adalah kecenderungan seseorang untuk menilai lebih positif perilaku orang lain yang menguntungkan
dirinya pribadi, dan menilai lebih negatif perilaku yang merugikan dirinya. Misalnya teman Anda mencuri
buah di kebun tetangga. Jika Anda mendapat bagian buah curian (positif bagi Anda), maka Anda cenderung
menganggapnya melakukan pencurian hanya untuk senang-senang saja. Sebaliknya jika Anda tidak
mendapat bagian (negatif bagi Anda), maka Anda menganggap teman Anda berjiwa maling.
 6. Bias egosentrisme
 Ini adalah kecenderungan seseorang untuk  menilai orang dengan menggunakan diri sendiri sebagai
referensi, alias beranggapan orang lain juga melakukan hal yang sama. Misalnya Anda membaca buku
karena mengisi waktu luang. Maka Anda menganggap orang lain membaca buku juga untuk mengisi waktu

Jumat, 18 November 2011

diri (the self)

Diposting oleh ayuputri.pratiwi di 15.37 0 komentar
Konsep Diri

A. Pengertian Diri
Dengan mengamati diri kita maka sampailah kita pada gambaran dan penilaian mengenai diri kita. inilah yang disebut self-concept atau konsep diri.Konsep diri merupakan suatu bagian yang penting dalam setiap pembicaraan tentang kepribadian manusia. Konsep diri merupakan sifat yang unik pada manusia, sehingga dapat digunakan untuk membedakan manusia dari makhluk hidup lainnya.
Menurut William D. Brooks mendefinisikan konsep diri sebagai "persepsi yang bersifat fasik,sosial, dan psikologi, mengenai diri kita, yang didapat dari pengalaman dan interaksi kita dengan orang lain". jadi konsep diri dalah pandangan dan perasaan tentang diri kita.
Tidak ada seorangpun yang terlahir secara langsungmemiliki self concept, ia berkembang seiring perjalanan hidup seseorang. umumnya self concept muncul dari dorongan diri dalam diri seseorang dan pengaruh dari luar terhadap seseorang.


beliau menjelaskan , jika kita diterima oleh orang lain,dihormati, dan disenangi karena keadaan diri kita maka kita akan cenderung bersikap menghormati dan menerima diri kita. Sebaliknya, apabila orang lain selalu meremehkan,menyalahkan dan menolak kita, kita cenderung tidak menyenangi diri sendiri.

B.Sumber-Sumber Konsep Diri 
Harga diri (self-esteem)
adalah penilaian, baik positif atau negatif, individu terhadap diri sendiri. tingginya self-esteem merujuk pada tingginya estimasi individu atas nilai, kemampuan, dan kepercayaan yang dimilikinya. sedangkan self-esteem yang rendah melibatkan penilaian yang buruk akan pengalaman masa lalu dan pengharapan yang rendah bagi pencapaian masa depan.
Orang dengan self-esteem yang tinggi memiliki sikap positif terhadap dirinya, mereka merasa puas dan menghargai diri sendiri.Self esteem mempengaruhi perilaku komunikasi seseorang.
Social Evaluation (penilaian sosial)
Kebanyakan informasi tentang diri sendiri tidak kita dapati dari perenungan atau refleksi diri, melainkan dari orang lain. keyakinan anda tentang pendapat orang lain terhadap anda akan mempengaruhi perilaku dan keinginan anda untuk berubah. Macam-macam proses evaluasi ada dua yaitu : Reflected Appraisal dan Direct Feedback.

C.Teori-Teori Konsep Diri
Self-concep seseorang meliputi bukan hanya gagasan tentang diri sendiri tetapi juga pengharapan atas keyakinan dan sikap.
  1.  Social Comparison (perbandingan sosial)


Menurut ahli psikologi sosial modern, leon festinger. social comparison theory membantu menjelaskan berbagai macam fenomena, termasuk keyakinan sosial,perubahan sikap, dan komunikasi kelompok. ada 4 prinsip dasar teori ini, yaitu:
A.setiap orang memiliki keyakinan
B.penting keyakinan kita untuk menjadi benar
C.keyakinan yang sulit untuk dibuktikan dibanding yang lainnya. hal-hal yang tidak bisa dibuktikan secara objektif mungkin dibuktikan secara subjektif melalui pembuktian bersama
D.ketika anggota dari kelompok rujukan saling tidak setuju tentang suatu hal, mereka akan berkomunikasi sehingga konflik selesai.
contoh : anda dapat menanyakan kepada orang lain baju apa yang dipakai. jawaban orang tersebut menjadi panduan anda dalam berpakaian. Menurut teori ini, ada kecenderungan-kecenderungan dalam melakukan perbandingan sosial, yaitu :
A.Similarity Hypothesis (hipotesis kesamaan) : membandingkan dengan orang yang memiliki keasamaan
B.Related Attributes Hypothesis (hipotesis atribut yang berhubungan) :kita membandingkan penampilan tidak hanya dengan mereka yang memiliki kesamaan, tetapi juga dengan orang yang kita pikir semestinya sama dengan kita.
C.Downward comparisons (perbandingan kebawah) : membandingkan diri dengan orang yang kita pikir lebih rendah
D.Consequences of social comparison (konsekuensi dari perbandingan sosial) : membandingkan diri kita dengan hal yang relevan, orang-orang dengan latar belakang atau tujuan yang sama memberi dampak pada cara kita mengevaluasi diri sendiri.


Leon festinger
       2.Persepsi Diri (Self-Perception)
Penelitian mengatakan bahwa kita tidak lebih ahli tentang maksud dari tindakan kita dibanding kita terhadap orang lain. Menurut Daryl Benn, ketika kita menilai pendapat sendiri maka kita akan mengambil perilaku kita sebagai petunjuk daripada menganalisis dirikita secara mendalam.
Dalam teori persepsi diri terdapat dua macam cara bagaimana menepatkan diri pada hal yang sama ketika kita mencoba memahami orang lain :
~Self attribution
Dalam membuat self-attribution, menurut teori self-perception, kita merundingkan kehadiran kita dan perilaku yang diingat, dan mencoba mendapatkan penjelasan mengenai polanya. penelitian pada ekspresi emosi menguatkan penjelasan self-attribution ini.


 gambar ekspresi emosi

  • Overjustification (pembenaran yang berlebih)
Proses self-perception bekerja dengan menyimpulkan maksud dan tujuan kita. bagaimana jika anda dibayar untuk suatu pekerjaan yang anda senangi? menurut teori self-perception, anda mungkin merasa overjustificatied (mendapat pembenaran berlebih) atas perilaku tersebut, dan hanya sedikit menikmati pekerjaan (motivasi intrinsiknya).


D.Hubungan Antara Konsep Diri Dan Komunikasi
Konsep diri merupakan faktor yang sangat menentukan dalam komunikasi interpersonal karena setiap orang bertingkah laku sedapat mungkin sesuai dengan konsep dirinya (Rakhmat, 2003). Apabila seorang mahasiswa menganggap dirinya seorang yang rajin maka ia akan berusaha menghadiri kuliah secara teratur, duduk dikursi paling depan diruang kuliah, membuat catatan yang baik dan mempelajari materi kuliah dengan sungguh-sungguh sehingga akhirnya mendapatkan nilai yang bagus. Jadi menurut Jalaludin Rahmat : anda berperilakusesuai dengan konsep diri anda.Ada dua kualitas konsep diri yaitu konsep diri positif dan negatif. kualitas konsep diri mempengaruhi keberhasilan komunikasi interpersonal seseorang. 

Menurut Brooks dan Emmart (1976), orang yang memiliki konsep diri positif menunjukkan karakteristik sebagai berikut: 
(a) Merasa mampu mengatasi masalah. Pemahaman diri terhadap kemampuan subyektif untuk mengatasi persoalan-persoalan obyektif yang dihadapi. 
(b) Merasa setara dengan orang lain. Pemahaman bahwa manusia dilahirkan tidak dengan membawa pengetahuan dan kekayaan. Pengetahuan dan kekayaan didapatkan dari proses belajar dan bekerja sepanjang hidup. Pemahaman tersebut menyebabkan individu tidak merasa lebih atau kurang terhadap orang lain. 
(c) Menerima pujian tanpa rasa malu. Pemahaman terhadap pujian, atau penghargaan layak diberikan terhadap individu berdasarkan dari hasil apa yang telah dikerjakan sebelumnya. 
(d) Merasa mampu memperbaiki diri. Kemampuan untuk melakukan proses refleksi diri untuk memperbaiki perilaku yang dianggap kurang.

 Sedangkan orang yang memiliki konsep diri yang negatif menunjukkan karakteristik sebagai berikut: (a) Peka terhadap kritik. Kurangnya kemampuan untuk menerima kritik dari orang lain sebagai proses refleksi diri. (b) Bersikap responsif terhadap pujian. Bersikap yang berlebihan terhadap tindakan yang telah dilakukan, sehingga merasa segala tindakannya perlu mendapat penghargaan. (c) Cenderung merasa tidak disukai orang lain. Perasaan subyektif bahwa setiap orang lain disekitarnya memandang dirinya dengan negatif. (d) Mempunyai sikap hiperkritik. Suka melakukan kritik negatif secara berlebihan terhadap orang lain. (e) Mengalami hambatan dalam interaksi dengan lingkungan sosialnya. Merasa kurang mampu dalam berinteraksi dengan orang-orang lain.


KOGNISI SOSIAL TENTANG DIRI

A.Pengertian Kognisi Sosial Tentang Diri dan Perkembangan Diri
William James mengatakan, seorang bisa menjadi objek pikirannya sendiri. inilah kognisi sosial. Kita melakukan proses yang oleh Gordon Allport disebut becoming,dimana kita mengembangkan,memodifikasi, dan menyaring identitas personal dan pemahaman tentang diri sendiri "diri" kita dan konsep kita tentang diri kita sendiri. inilah yang dimaksud dengan self development.
Self-development kita kebanyakan terbentuk dari interaksi dengan orang-orang terdekat kita dimasa kanak-kanak.  orang-orang ini menjadi panutan bagi kita dalam bertindak,berpikir, dan merasa tentang diri sendiri. mereka disebut significant others, yaitu orang-orang yang sangat penting artinya bagi diri seseorang. 

Pandangan diri kita tentang keseluruhan pandangan orang lain terhadap kita disebut generalized others. Dengan demikian, faktor yang mempengaruhi pengembangan diri seseorang makin meluas seiring dengan perkembangan orang tersebut. Jika mula-mulanya yang berpengaruh adalah keluarga, dengan makin bertambahnya usia bertambah pula pihak-pihak yang berpengaruh: teman, kelompok, organisasi hingga masyarakat. selain itu media komunikasi juga berperan dalam self-development kita.

Add caption
  1. Self awareness (kesadaran diri)
adalah perhatian orang yang terfokus pada diri sendiri,perasaannya,nilai,maksud dan evaluasi dari orang lain. self awareness membantu kita untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan yang ada pada diri kita, menyadari bahwa tingkah laku kita dikendalikan oleh pikiran kita. Dengan kata lain kesadaran diri membantu kita mengetahui siapa kita dan apa yang kita inginkan.
Kesadaran diri dapat dijelaskan melalui model yang ditawarkan oleh Joseph Luft dan Harry Ingham. Model mereka dinamakan Johari Window, itu merupakan singkatan dari nama mereka.

  • Daerah OPEN
yang dimaksud dengan daerah ini adalah ketika kita sebagai diri sendiri mengetahui tentang kelebihan diri kita dan orang lain juga mengetahuinnya.
  • Daerah BLIND
ketika orang lain mengetahui yang menjadi kelebihan kita tetapi sangat disayangkan diri kita tidak mengetahuinya.
  • Daerah HIDDEN
kita mengetahui apa yang menjadi kelebihan pada diri kita tetapi orang lain tidak mengetahuinya.
  • Daerah UNKNOWN
kita dan orang lain sama-sama tidak mengetahui kelebihan apa yg kita miliki.

Kesadaran diri kita berhubungan dengan komunikasi interpersonal kita. makin tinggi tingkat kesadaran kita makin tahu kita bagaimana kita berkomunikasi dengan orang lain. Sebaliknya komunikasi dengan orang lain akan membantu meningkatkan pengetahuan tentang diri kita.
Self awareness bisa berkurang atau menurun, sehingga menyebabkan kita akan bertindak tanpa mengindahkan standar atau tidak sesuai dengan nilai-nilai diri kita.

2. Self Schemata (skema diri)
Skemata merupakan kategorisasi gagasan mengenai stimuli yang dikembangkan oleh diri sendiri. oleh karena itu self schemata adalah seperangkat susunan self-generalization (hal-hal umum) dari diri seseorang, yang didapat dari penilaian yang dilakukan sendiri atau orang lain.

Sifat-sifat yang berhubungan atau relevan dan penting bagi pikiran seseorang mengenai dirinya sendiri disebut dengat schematic traits. Contoh seorang pelajar (yang selama ini selalu mendapat ranking teratas disekolah) menepatkan kecerdasan sebagai schematic trait.

B.Motivasi Diri
Mengapa kita termotivasi untuk melakukan sesuatu? atau sebaliknya, mengapa kita tidak punya motivasi untuk melakukan sesuatu? banyak penelitian psikologi sosial berfokus pada cara diri dimotivasi untuk mengumpulkan informasi,mengingat, dan memprosesnya, dan bertindak dalam lingkungan sosial.
menurut Weber, motivasi diri dapat dilihat dalam tiga hal :
  • self-consistency (konsistensi diri)
sebuah penjelasan untuk hal tersebut adalah kita terdorong untuk mempertahankan konsistensi penilaian diri kita di massa lalu dan massa kini, begitu pula dengan berbagai elemen kognisi seperti sikap dan perilaku.
Ketika konsistensi diri seseorang menemui tanntangan maka orang itu biasanya akan menguatkan penilaian dirinya sendiri, daripada memikirkan kembali pertentangan yang terjadi.


kebutuhan untuk seimbang terkadang menjadi menjadi motivasi kita untuk mengubah pikiran. misalnya, seorang artis idola merekomendasikan produk yang belum pernah anda dengar sebelumnya. kebutuhan anda untuk mempertahankan keseimbangan antara gagasan dan pendapat akan menjadikan anda cenderung menyukai produk tersebut, dengan kuatnya rekomendasi artis itu.

Bentuk dari self motivation melibatkan rasionalitas kita tentang perilaku kita. meskipun setiap orang mampu berlogika, tetapi tidak setiap perilaku mempunyai logika yg baik sebelum dilakukan. Leon Festinger mengidentifikasikan dua keadaan yang menimbulkan kebutuhan akan pembenaran diri, yaitu : Insufficient Justification dan Decision-making.
  • Self enhancement (peningkatan diri)
self motivation yang besar adalah perlindungan dan pertahanan akan self-esteem. dikatakan bahwa banyak orang yang menderita karena self esteemnya rendah. Diluar itu ada bentuk-bentuk lain self enchancement, pertama self-serving processes dan kedua self-presentation processes.


sumber :
buku psikologi komunikasi, penerbit universitas terbuka
 

TUGAS PSIKOLOGI KOMUNIKASI Copyright © 2009 Baby Shop is Designed by Ipietoon Sponsored by Emocutez